LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
DI
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA.
JL. HALIM PERDANA KUSUMA, JAKARTA TIMUR13610
(11
September 2015 s/d 11 November 2015)
“Install Distro Linux Operating System IPFire”
DISUSUN
OLEH :
NAMA : EVA NUR ISNAINI
NIS : 141510143
KELAS : XI
TKJ 2
KOMPETENSI KEAHLIAN :
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
DINAS
PENDIDIKAN
SMK
NEGERI 4 KOTA BEKASI
JL.
GANDARIA KRANGGAN WETAN KELURAHAN JATIRANGGA
KECAMATAN
JATISAMPURNA
KOTA
BEKASI 17434
2016
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LAPORAN PRAKTEK KERJA
INDUSTRI
(PRAKERIN)
DI
BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA.
“Laporan Prakerin
ini disusun untuk memenuhi syarat
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) SMK Negeri 4 Kota Bekasi”
Laporan ini telah diperiksa dan disahkan pada
Tanggal _____________Bulan_____________ Tahun 2016
Kepala Kompetensi TKJ Pembimbing
Denny
Johannurdin, S.Kom Ulan
Widiyanigsih S,S.
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 4
Kota Bekasi Waka Hubungan Industri
Soso Ariffianto,
S. ST. M.SI Irwandi, S,Pd
NIP.19640207 1988031014 NIP.
197707022010011008
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN/INSTANSI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
“Laporan Prakerin ini disusun untuk memenuhi
syarat
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) SMK Negeri 4 Kota Bekasi”
Laporan ini telah diperiksa dan disahkan
pada
Tanggal _____________Bulan _____________ Tahun 2016
Pimpinan
Perusahaan Pembimbing
Teknik
Drs. Sjafrul MBA LidyaThurni
Daftar
Isi
Lembar Pengesahan
Sekolah...........................................................................
i
Lembar PengesahanInstansi DU/DI/Instansi………………………………......... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………………..…. iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...… 1
1.2
Tujuan
Prakerin……………………………………………………………...…..
3
1.3
Manfaat
Prakerin…………………………………………………………..…....
3
1.4
Tujuan
Laporan Prakerin…………………………………………….....……….4
1.5 Sistematika Penulisan Laporan………………………………………..……… 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI
1.1
Gambaran Umum Perusahaan/ Instansi……………………………………. 7
2.2
Visi / Misi Perusahaan…………………………………………………….....
17
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi...………………………..……....
18
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Install
IPFire…………………………………………………………………….20
3.2
Informasi
IPFire…………………..…………………………………………… 22
3.3
Langkah-Langkah
Instalasi
IPFire…………………………………..…........ 23
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
4.1
Konfigurasi
Dasar IPFire……………………………………………...……..
28
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan…………………………………………………………………. .. 40
5.2
Saran………………………………………………………………………….. 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi…………………………………………..... 22
Gambar 3.1 Booting
Instalasi IPFire……………………………………...… 24
Gambar 3.2 Pilihan Bahasa…………………………………………………. 24
Gambar 3.3 Tampilan Layar Selamat Datang…………………………..… 25
Gambar 3.4 Persetujuan License............................................................ 25
Gambar 3.5 Tampilan Peringatan…………………………………………… 26
Gambar 3.6 Pilihan File
Sistem…………………………………………….. 26
Gambar 3.7 Proses Instalasi IPFire………………………………………… 27
Gambar 3.8 KonfirmasiUntuk Reboot……………………………………..... 27
Gambar 4.1 Proses Booting Kedalam Sistem…………………………….. 28
Gambar 4.2 Pilihan Input
Keyboard……………………………………….... 29
Gambar 4.3 Pengaturan Timezone……………………………………….....
29
Gambar 4.4 Pengaturan Hostname………………………………………... 30
Gambar 4.5 Menu Input Nama Domain………………………………….... 30
Gambar 4.6 Pengaturan Password Untuk Root………………………....... 31
Gambar 4.7 Pengaturan Password Untuk
Admin………………………..... 31
Gambar 4.8 Network Configuration Type……………………………..……. 32
Gambar 4.9 Network Configuration Type.................................................. 33
Gambar 4.10 Pengaturan Card
Assignment………………………………....
34
Gambar 4.11 Address
settings pada Network configuration menu……..... .35
Gambar 4.12 Setting IP
Address Interface GREEN…………………….... .. 36
Gambar 4.13 Pilih PPP DIALUP…………………………………………........ 36
Gambar 4.14 DNS and
Gateway Setting…………………………………...... 37
Gambar 4.15 Pengaturan DHCP
Server…………………………………....... 38
Gambar 4.16 Proses Booting…………………………………………….......... 38
KATA
PENGANTAR
Segala
puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
melaksanakan prakerin dan juga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan
prakerin ini kami susun berdasarkan pengalaman dan data-data yang kami peroleh
selama melaksanakan prakerin ini di Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Laporan ini di susun sedemikian rupa dengan tujuan dapat diterima
dan dipahami oleh pembimbing serta dapat dipakai sebagai usulan adik-adik kelas
yang nantinya juga akan melaksanakan prakerin dan menyusun laporan.
Kami
menyadari bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai pihak,baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu izinkan kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Soso Ariffianto, S.
ST. M.SI, selaku Kepala SMK Negeri 4 Kota
Bekasi
2.
Selaku
Pembimbing Prakerin
3.
Bapak
Denny Johannurdin, S.Kom, selaku Kepala Program Teknik
Komputer
Jaringan
4. Ibu Ulan Widiyanigsih S.S, Selaku pembimbing sekolah Bapak dan
Ibu
guru SMK Negeri 4 Kota Bekasi yang telah memberikan bimbingan
selama pelaksanaan prakerin
5.
Dewan
Guru dan Staff Tata Usaha yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.
7.
Staf
dan karyawan Badan Kependudukan Dan Keluarga
Berencana Nasional
8. Ayah
Sureli dan Ibu Saniti selaku orang tua yang mendukung kami
9. Semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
prakerin
ini
Kami juga menyadari bahwa laporan masih jauh dari
sempurna walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya
yang ada pada kami.
Semoga
laporan prakerin ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bekasi, 28 Maret 2016
Eva Nur Isnaini
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari sekolah yang memadukan
secara sistematik dan sinkronisasi antara program pendidikan di sekolah dan
program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia
kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian professional
tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan,
teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan
dan dimana saja kita berada, sedangkan kita tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai
melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.
Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang professional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem
Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang professional tersebut. Dimana
para siswa yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu
yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan
Sistem Gandain ikita tidak dapat langsung terjun kedunia industri karena kita belum
mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.
Adapun peraturan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) adalah
sebagaiberikut :
1. Tercantum pada UU. No. 2
tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui
kegiataan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2. Peraturan Pemerintah No.
29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan
peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan;
3. Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional; serta
4.
Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah dan Pendidikan diluar sekolah”.
1.2
Tujuan Prakerin
Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), sebagaiberikut :
1. Diharapkan dapat menambah
pengetahuan yang berharga,dan memperoleh masukan serta umpan balik guna mengembangkan
kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.
2. Melatih kerja dan pengamatan teknik yang diterapkan di tempat PRAKERIN sesuai di bidang keahlian yang dimiliki.
3. Meningkatkan pengetahuan siswa pada aspek-aspek usaha yang professional dalam lapangan kerja antara lain struktur organisasi, jenjang karir dan teknik.
4. Untuk mencapai Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan SMK NEGERI 4 KOTA BEKASI
5.
Mengimplotasikan antara pendidikan disekolah dan diluar sekolah.
1.3
Manfaat Prakerin
Manfaat dari Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) :
1. Dapat mengenali suatu pekerjaan
industri dilapangan sehingga setelah selesai dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK
NEGERI 4 KOTA BEKASI dan terjun kelapangan kerja industri dapat memandang suatu
pekerjaan yang tidak asing lagi baginya.
2. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang professional dan handal.
3. Untuk mengasa keterampilan yang telah diberikan disekolah dan juga sesuai dengan Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan SMK NEGERI 4 KOTA BEKASI.
1.4
Tujuan Laporan PRAKERIN
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah agar para siswa dapat
melatih jiwa mandiri, berani, bertanggung jawab, serta disiplin. Selain itu
dapat juga mengkaji ilmu terapan di lapangan dengan sekolah. Adapun isi laporan
yang harus disusun para siswa adalah hasil kegiatan selama PRAKERIN. Tujuan
dari pembuatan laporan tersebut antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui
perkembangan siswa selama mengikuti PRAKERIN.
2. Sebagai pertanggung
jawaban atas tugas yang diberikan Sekolah kepada para siswa sehubungan dengan
pelaksanaan PRAKERIN.
3. Menambah perbendaharaan
perpustakaan Sekolah dan sebagai pengetahuan bagi siswa angkatan selanjutnya.
4. Sebagai latihan siswa
dalam membuat laporan kegiatan.
5. Sebagai bukti bahwa
siswa telah melakukan praktek yang dilakukan di Dunia Industri.
6. Sebagai syarat mengikuti
Ujian Nasional.
1.5
Sistematika Penulisan Laporan
Pembuatan sistematika
laporan ini merupakan langkah penyusunan laporan dimana laporan tersebut dapat tersusun
sesuai dengan urutan pokok pembahasan. Pembuatan menyusun laporan sebagai berikut
:
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan Prakerin
1.3
Manfaat Prakerin
1.4
Tujuan Laporan Prakerin
1.5
Sistematika Penulisan
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.2 Visi / Misi Perusahaan
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
2.4 Lokasi Perusahaan
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Installasi IPFire
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
4.1 KonfigurasiIPFire
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PROFIL
PERUSAHAAN/INSTANSI
2.1 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi
Periode Perintisan
(1950-an – 1966)
Organisasi keluarga berencana dimulai dari pembentukan
Perkumpulan Keluarga Berencana pada tanggal 23 Desember 1957 di gedung Ikatan
Dokter Indonesia. Nama perkumpulan itu sendiri berkembang menjadi Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation (IPPF).
PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga- keluarga yang sejahtera melalui 3
macam usaha pelayanan yaitu mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan,
mengobati kemandulan serta memberi nasihat perkawinan.
Pada tahun 1967, PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen
Kehakiman. Kelahiran Orde Baru pada waktu itu menyebabkan perkembangan pesat
usaha penerangan dan pelayanan KB di seluruh wilayah tanah air.
Dengan lahirnya Orde Baru pada bulan maret 1966 masalah
kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah yang meninjaunya dari berbagai
perspektif. Perubahan politik berupa kelahiran Orde Baru tersebut berpengaruh
pada perkembangan keluarga berencana di Indonesia. Setelah simposium
Kontrasepsi di Bandung pada bulan Januari 1967 dan Kongres Nasional I PKBI di
Jakarta pada tanggal 25 Februari 1967.
Periode Keterlibatan
Pemerintah dalam Program KB Nasional
Di dalam Kongres Nasional I PKBI di Jakarta dikeluarkan
pernyataan sebagai berikut:
1.
PKBI menyatakan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada pemerintah yang telah mengambil kebijaksanaan
mengenai keluarga berencana yang akan dijadikan program pemerintah
2.
PKBI mengharapkan agar Keluarga Berencana
sebagai Program Pemerintah segera dilaksanakan.
3.
PKBI sanggup untuk membantu pemerintah dalam
melaksanakan program KB sampai di pelosok-pelosok supaya faedahnya dapat
dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
Pada tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani
Deklarasi Kependudukan Dunia yang berisikan kesadaran betapa pentingnya
menentukan atau merencanakan jumlah anak, dan menjarangkan kelahiran dalam
keluarga sebagai hak asasi manusia.
Pada
tanggal 16 Agustus 1967 di depan Sidang DPRGR, Presiden Soeharto pada pidatonya
“Oleh karena itu kita harus menaruh perhatian secara serius mengenai
usaha-usaha pembatasan kelahiran, dengan konsepsi keluarga berencana yang dapat
dibenarkan oleh moral agama dan moral Pancasila”. Sebagai tindak lanjut
dari Pidato Presiden tersebut, Menkesra membentuk Panitia Ad Hoc yang bertugas mempelajari kemungkinan program KB dijadikan
Program Nasional.
Selanjutnya pada tanggal 7 September 1968 Presiden
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 26 tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan
Rakyat, yang isinya antara lain:
1.
Membimbing, mengkoordinir serta mengawasi
segala aspirasi yang ada di dalam masyarakat di bidang Keluarga Berencana.
2.
Mengusahakan segala terbentuknya suatu Badan
atau Lembaga yang dapat menghimpun segala kegiatan di bidang Keluarga
Berencana, serta terdiri atas unsur Pemerintah dan masyarakat.
Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut Menkesra pada
tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan Surat Keputusan No. 35/KPTS/Kesra/X/1968
tentang Pembentukan Tim yang akan mengadakan persiapan bagi Pembentukan Lembaga
Keluarga Berencana. Setelah melalui pertemuan-pertemuan Menkesra dengan
beberapa menteri lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha
KB, Maka pada tanggal 17 Oktober 1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan Surat
Keputusan No. 36/KPTS/Kesra/X/1968. Lembanga ini statusnya adalah sebagai
Lembaga Semi Pemerintah.
Periode Pasca Reformasi
Dari butir-butir arahan GBHN Tahun 1999 dan
perundang-undangan yang telah ada, Program Keluarga Berencana Nasional
merupakan salah satu program untuk meningkatkan kualitas penduduk, mutu sumber
daya manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial yang selama ini dilaksanakan
melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga. Arahan GBHN ini kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) yang
telah ditetapkan sebagai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000.
Sejalan dengan era desentralisasi, eksistensi program dan
kelembagaan keluarga berencana nasional di daerah mengalami masa-masa kritis.
Sesuai dengan Keppres Nomor 103 Tahun 2001, yang kemudian diubah menjadi
Keppres Nomor 09 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen menyatakan
bahwa sebagian urusan di bidang keluarga berencana diserahkan kepada pemerintah
kabupaten dan kota selambat-lambatnya Desember 2003. Hal ini sejalan dengan
esensi UU Nomor 22 Tahun 1999 (telah diubah menjadi Undang- Undang Nomor 32
Tahun 2004). Dengan demikian tahun 2004 merupakan tahun pertama Keluarga
Berencana Nasional dalam era desentralisasi.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, yang telah disahkan pada tanggal 29 Oktober 2009,
berimplikasi terhadap perubahan kelembagaan, visi, dan misi BKKBN.
Undang-Undang tersebut mengamanatkan perubahan kelembagaan BKKBN yang semula
adalah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional. Visi BKKBN adalah “Penduduk Tumbuh Seimbang
2015” dengan misi “mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera”. Untuk mencapai visi dan misi
tersebut, BKKBN mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 56 Undang-Undang tersebut di atas. Dalam rangka pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana di daerah, pemerintah daerah membentuk Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah yang selanjutnya disingkat BKKBD di
tingkat provinsi dan kabupaten dan kota yang dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya memiliki hubungan fungsional dengan BKKBN (pasal 54 ayat 1 dan
2).
Peran dan fungsi baru BKKBN diperkuat dengan adanya
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Peraturan
Kepala BKKBN Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dan Peraturan
Kepala BKKBN Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana, sehingga perlu
dilakukan perubahan/penyesuaian terhadap Renstra BKKBN tentang
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2010-2014
meliputi penyesuaian untuk beberapa kegiatan prioritas dan indikator
kinerjanya.
Pasca Reformasi Kepala BKKBN telah mengalami beberapa
pergantian: Pada Periode Kabinet Persatuan Indonesia, Kepala BKKBN dirangkap
oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang dijabat olehKhofifah Indar Parawansa.
Setelah itu digantikan oleh Prof. Dr. Yaumil C. Agoes Achir pada tahun 2001 dan meninggal
dunia pada akhir 2003 akibat penyakit kanker dan yang kemudian terjadi
kekosongan.
Pada tanggal 10 November 2003, Kepala Litbangkes
Departemen Kesehatan dr. Sumarjati
Arjoso, SKM dilantik menjadi Kepala BKKBN oleh Menteri Kesehatan
Ahmad Sujudi sampai beliau memasuki masa pensiun pada tahun 2006.
Setelah itu digantikan oleh Dr. Sugiri Syarief, MPA yang dilantik sebagai Kepala BKKBN
pada tanggal 24 Nopember 2006. Sebagai tindak lanjut dari UU 52/2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarha Sejahtera, di mana BKKBN
kemudian direstrukturisasi menjadi badan kependudukan, bukan lagi badan
koordinasi, maka pada tanggal 27 September 2011 Kepala BKKBN, Dr. dr. Sugiri Syarief, MPA akhirnya
dilantik sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).
Pada tanggal 13 Juni 2013 akhirnya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menetapkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Prof. Fasli Jalal sebagai
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
2.2 VISI
/ MISI PERUSAHAAN
· VISI PERUSAHAAN/INSTANSI
Menjdi lembaga yang handal dan dipercaya dalam
mewujudkan pendudukan tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
·
MISI PERUSAHAAN/INSTANSI
a)
Mengarus-utamakan
pembangunan berwawasan Kependudukan
b)
Menyelenggarakan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
c)
Memfasilitasi
Pembangunan Keluarga
d)
Mengembangkan
jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga
e)
Membangun dan
menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten
MEANING BKKBN
·
Kami Bangga menjadi
Pelopor dan Pengerak dalam Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi
Gambar 2.3.1 Struktur Organisasi
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Install Distro Linux Operating System IPFire
IPFIRE adalah system operasi yang digunakan sebagai firewall, router, proxy server, dan lain-lain yang berguna untuk mengamankan system jaringan komputer. IPFIRE
didistribusikan dibawah licensy GPL
(General Public License) / sering kita menyebutnya linux sehingga dapat kita
peroleh secara gratis dengan mengunduhnya disitus resminya yaitu http://www.ipfire.org/en/index. IPFIRE sendiri merupakan pengembangan dari IPCOP dan Smoothwall yang kemudian dikembangkan sendiri secara mandiri oleh
team pengembang IPFIRE. Dalam mengembangkan proyekini team pengembang IPFIRE
menitik beratkan pada kemudahan instalasi, kemudahan konfigurasi karena
IPFIRE dapat dikonfigurasi melalui WEB
interface dan level keamanan
yang tinggi selain itu team pengembang IPFIRE juga benar-benar memperhatikan
masalah keamanan jaringan komputer secara dynamis
dan berkala agar tetapaman. Dengan demikian IPFIRE sangat cocok digunakan untuk network administrator pemula maupun profesional.
A. Kebutuhan
minimum piranti keras (hardware) untuk instalasi IPFire
adalah sebagai berikut :
1. Laptop
2. Modem
3. Prosesor dengan kecepatan minimal 333 MHz
4. Memory sebesar 256 Mb
5. Kapasitas harddisk sebesar 1 Gb
6. Kartu jaringan (ethernet card) sebanyak 2 buah (pada keadaan tertentu juga dapat menggunakan 1 lan card saja)
Hardware yang di rekomendasikan :
1. Prosesor dengan kecepatan lebih dari 1 GHz
2. Memory lebih dari 512 Mb
3. Harddisk dengan kapasitas 2 Gb atau lebih
4. Kartu jaringan gigabit sebanyak 2 buah
B. Software yang dibutuhkan :
1. VirtualBox 4..3.2
2. IsoIPFire 2.11
Catatan :
- IPFire versi terbaru juga mendukung instalasi dengan menggunakan prosesor berbasis ARM versi 5 (embedded
system)
- IPFire mendukung penggunaan media penyimpanan (harddisk) dengan kapasitas sampai dengan 1 terabytes, serta mendukung penuh IDE, SATA, SCSI dan
RAID.
- Kartu jaringan 100 Mb yang beredar dipasaran sebagian besar (99%) sudah dapat dikenali dan dijalankan dengan baik oleh IPFire.
Sejakversi 2.3, IPFire juga mendukung penggunaan kartu jaringan GB
- Untuk dapat melakukan
proses instalasi dengan menggunakan media CD, DVD,
atau flashdisk. Silakan mendownload CD image (ISO) yang sesuai dengan kebutuhan
yang di pusat downloadIPFire.
- Saat melakukan
proses instalasi, gunakan tombol arah pada keyboard (atas, bawah, kiri, dan kanan) untuk melakukan navigasi dan gunakan tombol
“enter” untuk memilih menu yang aktif.
3.2 Informasi IPCOP atau IPFIRE
IPCOP atau IPFIRE, keduanya merupakan sebuah system operasi distro linux yang khusus untuk keperluan firewall router. IPCOP muncul lebih dahulu dari pada IPFIRE. Menurut penulis keduanya sudah mencukupi kebutuhan untuk membangun Gateway Internet ( Firewall, Router dan Proxy sekaligus) di kantor, instansi, kampus atau warnet. Orang yang pernah pakai IPCOP tidak akan mengalami kesulitan ketika mengimplementasikan IPFIRE, karena keduanya mirip dari sisi instalasi.
IPCOP memiliki addon yang cukup banyak dan membantu untuk meningkatkan fungsinya. Namun IPFIRE lebih banyak lagi dan dapat dijadikan sebagai server lain yang memiliki layanan-layanan tertentu, Misal ada addon Samba, agar dapat melayani sharing file atau berfungsi sebagai File Server/Domain Controller. Ada juga addon Mail server, sehingga menjadikan IPFIRE
juga menjadi sebuah mail server sekaligus berfungsi sebagai Gateway Internet.
Satu lagi yang membuat IPFIRE lebih menarik, yaitu, addon Advanced
Proxy dan URL Filter sudah automatis terinstall ketika selesai instasi IPFIRE. Ini berbeda dengan IPCOP, yang mengharus kita menginstall sendiri addon tersebut. Secara ringkat berikut perbandingan dan persamaan IPCOP dan IPFIRE
PERSAMAAN :
– Firewall yang Open source, GPL ( GNU Public License )
– Distro Linux
– Firewall basis iptables
– Tampilan interface instalasi (hampir) mirip
– Mengenal istilah jaringan Green, RED, Blue, Orange
– Administrasi via web
3.3 Langkah-langkah Instalasi IPFire
Pada tutorial ini akan dijelaskan langkah-langkah instalasi IPFire menggunaan media CD/DVD :
1. Booting system dari CD/DVD instalasi IPFire sampai tampil layar
seperti gambar berikut ini :
Gambar 3.3.1 Tampilan awal booting Instalasi IPFire
Untuk yang memiliki monitor yang tidak mendukung resolusi 1024 x 768 maka anda dapat mengetikkan “novga” kemudian enter.
2. Beberapa saat kemudian pilihan bahasa akan muncul. Pilihlah
“English”
kemudian “Ok”
Gambar 3.3.2 Pilihan Bahasa
3. Setelah pilihan bahasa akan tampil layar selamat datang, pilih
“Ok” untuk melanjutkan.
Gambar 3.3.3 Tampilan Layar Selamat Datang
4. Layar selanjutnya adalah persetujuan lisensi. Arahkan pilihan
keopsi “I accept
this license” dan tekan spasi 1 kali. Lanjutkan
dengan memilih “Ok”
Gambar 3.3.4 Persetujuan Lisensi
5. Sebuah peringatan akan tampil, pilih “Yes” kemudian “Ok”
Gambar 3.3.5 TampilanPeringatan
6. Selanjutnya tampil pilihan file sistem yang
digunakan. Kita dapat
memilih Ext3, Ext4 atau ReiserFS untuk harddisk.
Gambar 3.3.6 Pilihan File Sistem
7. Proses instalasi akan berjalan beberapa saat
Gambar 3.3.7 Proses Instalasi IPFire
8. Setelah prosedur instalasi selesai, maka akan tampil konfirmasi
untuk melakukan reboot. Silakan keluarkan CD / DVD instalasi
IPFire,
kemudian lakukan reboot.
Gambar 3.3.8 Konfirmasi Untuk Reboot
Proses instalasi IPFire sudah selesai. Pada keadaan normal, proses instalasi IPFire hanya memerlukan waktu 10 – 15 menit.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Konfigurasi Dasar IPFire
Proses konfigurasi IPFire setelah instalasi IPFire telah
selesai,
selanjutnya konfigurasi dasar disini meliputi pengaturan input, timezone, penentuan akses root, penentuan akses admin, dan
pengaturan jaringan (networking).
1. Pada saat
pertama kali IPFire selesai di install kedalam sistem, maka akan
tampil pilihan booting seperti
dibawah ini. Secara default, IPFire
akan melakukan booting dengan
sendirinya dalam modus booting normal.
Gambar4.1 Proses Booting Kedalam Sistem
2. Selanjutnya akan tampil pilihan input keyboard, pilihlah “us” kemudian “Ok”
Gambar 4.2 Pilihan Input
Keyboard
3. Layar yang tampil selanjutnya adalah
pengaturan timezone. Sesuaikan timezone dengan lokasi dimana berada.
Asia/Jakarta untuk Indonesia bagian barat, Asia/Makassar untuk Indonesia
tengah dan Asia/Jayapura untuk Indonesia bagian timur.
Gambar 4.3 Pengaturan Timezone
4. Selanjutnya, isikan hostname untuk mesin. Hostname adalah nama yang unik untuk setiap
sistem komputer yang berada dalam sebuah jaringan. Dalam contoh penulisini menggunakan hostname ipfire.
Gambar 4.4 Masukkan Hostname
5. Pada layar selanjutnya akan tampil
menu input untuk nama domain. Jika berada dalam jaringan lokal, anda bisa
menggunakan domain dengan akhiran lan atau sejenisnya (bukan top level domain seperti .com, .net atau
lain-lainnya).
Gambar 4.5 Menu Input Nama Domain
6. Step selanjutnya adalah menentukan password untuk root. Akses root dapat
digunakan untuk login kedalam sistem melalui terminal atau SSH / putty. Tulisan password tidak akan
ditampilkan tampil saat mengetikkannya.
Gambar 4.6 Pengaturan Password
untuk root
7. Selanjutnyaakan diminta memasukkan password untuk admin. Akses admin
digunakan ketika anda mengakses antarmuka web (Web Graphic User Interface) IPfire.
Gambar
4.7 Pengaturan Password untuk admin
8. Pada langkah selanjutnya akan tampil
menu untuk mengkonfigurasi jaringan. Bagian ini akan sedikit membingungkan
untuk user yang baru mempelajari IPFire.
Gambar 4.8 Network
Configuration Type
Keterangan :
Current config menunjukkan
interface yang digunakan saat ini. Defaultnya adalah GREEN + RED (LAN dan Internet).
Interface dalam IPFire dibagi menjadi beberapa jenis :
· GREEN (Hijau) mewakili interface dengan
area aman. Dalam jaringan ini pada umumnya terdapat komputer-komputer client yang terhubung melalui kabel. Client dapat melakukan komunikasi data
tanpa batasan.
· RED (Merah) mewakili interface
yang terhubung dengan internet.
Akses dari luar (internet) akan
ditutup secara keseluruhan kecuali dengan izin administrator.
· BLUE (Biru) mewakili interface wireless yang memiliki kemungkinan disalahgunakan oleh
penggunanya. Akses client dijaringan
ini juga ditentukan oleh kebijakan administrator.
· ORANGE (Oranye) mewakili interface untuk demilitarized zone (DMZ). Semua server seperti webserver,
mailserver, samba dan lain-lainnya yang dapat diakses oleh internet berada di
zona ini. DMZ melindungi server dari ancaman keamanan dari internet.
Setiap segmen jaringan diwakili oleh 1 kartu
ethernet.
9. PadaNetwork configuration typekita dapat menentukan interface
apa saja yang akan di gunakan (GREEN +
RED, GREEN + RED + ORANGE, GREEN + RED + BLUE, dan GREEN + RED + ORANGE +
BLUE).
Gambar 4.9 Network configuration type
Untuk
penggunaan sebagai kantoran, warnet, gamecenter,
atau perusahaan kelas kecil sampai menengah biasanya yang digunakan hanya GREEN + RED.
10. Pada menu Drivers
and card assignments kita dapat menentukan kartu lan yang
digunakan untuk setiap segmen warna.
- RED = LAN card yang menghubungkan internet (modem atau
gateway/router) dengan IPFire.
- GREEN = LAN card yang menghubungkan IPFire dengan LAN
Gambar 4.10 pengaturan card assignment
Contoh
pengaturan card assignment adalah
sebagai berikut :
Jika memiliki kartu ethernet Intel menghubungkan IPFire ke jaringan LAN (GREEN) dan kartu ethernet Realtek menghubungkan IPFire ke modem (RED)
Pertama,
pilih “GREEN” kemudian
arahkan pilihan ke “Select”
kemudian arahkan ke pilihan Intel ethernet, dan tekan enter.
Kedua, pilih
“RED“, arahkan ke pilihan “Select” kemudian arahkan ke
pilihan Realtek ethernet dan
tekan enter. Terakhir pilih “Done”
untuk menyimpan pengaturan.
11. Selanjutnya pilih Address settings pada Network configuration menu.
Gambar 4.11 Address settings pada Network configuration menu.
1. Pertama pilih “GREEN” kemudian akan tampil menu
input untuk menentukan IP Address
interface GREEN seperti gambar berikut ini (sesuaikan IP tersebut dengan IP address yang digunakan dalam
jaringan LAN) :
Gambar 4.12 Setting
IP Address Interface GREEN
Catatan : Saat anda merubah konfigurasi IP address kadang muncul warning, pilih “Ok” saja jika diminta mengkonfirmasi.
Selanjutnya pilih “RED” untuk menampilkan pengaturan interface yang terhubung ke
internet.
Gambar 4.13 Pilih PPP DIALUP
Jika ingin terhubung
dengan gateway atau router tersendiri (misalnya Mikrotik, Cisco, dan
sejenisnya) kita dapat
memilih “Static” dan menentukan IP address untuk interface RED secara manual.
2. Pilih PPP
DIALUP jika IPFire terhubung
langsung dengan internet melalui modem dengan modus bridge atau sejenisnya.
Parameter untuk melakukan dial ke ISP (seperti username, password dan sebagainya) dapat anda atur selanjutnya
melalui antarmuka web.
Jika kita memilih “Static”
untuk interface RED, maka kita perlu memasukkan DNS dan gateway
pada menu DNS and gateway settings.
Gambar 4.14DNS and
Gateway Setting
Pilih “Done”
pada Network configuration menu
untuk menyelesaikan dan menyimpan pengaturan parameter jaringan yang telah di buat tadi.
3. Selanjutnya
akan tampilan pengaturan DHCP server. Kita dapat mengaktifkan DHCP server pada
IPFire untuk memberikan parameter IP
address, DNS dan leased line
untuk komputer client dibelakang IPFire. Pilih “Ok” untuk menyimpan konfigurasi DHCP.
Gambar 4.15 Pengaturan DHCP Server
Sampai di bagian ini, konfigurasi IPFire sudah selesai.
4. Dan secara otomatis IPFire
akan meneruskan proses booting
sampai pada modus standby seperti
layar dibawah ini :
Gambar 4.15 Proses Booting
dapat login menggunakan akses
dan password root yang telah di
tentukan pada konfigurasi sebelumnya. Selain itu juga dapat mengakses
antarmuka web IPFire untuk
melakukan konfigurasi lanjutan.
Jika terdapat kesalahan pada konfigurasi yang di buat, dapat melakukan konfigurasi
ulang dengan mengetikkan perintah “setup”
(tanpa tanda kutip) pada consol shell atau SSH / putty.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah
penulis menjalankan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di BkkBN (Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional) , maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Praktik Kerja Industri itu sangat penting bagi pelajar
Sekolah Menengah Kejuruan (Kelompok Teknologi Industri) karena secara
langsung penulis dapat terjun langsung ke lapangan, serta dituntut
untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilaksanakannya Prakerin
tersebut.
2. Melalui Prakerin ini penulis dapat
menilai dan menghargai kemampuan diri sendiri.
3. Pengalaman yang didapatkan di lapanagan kerja khususnya
dari segi teknik pelaksanaannya lebih praktis jika di bandingkan pelajaran
yang diterima di sekolah, hal ini disebabkan di lapangan dituntut untuk
memanfaatkan waktu seefisien mungkin dengan kesalahan sekecil
mungkin. Sedangkan di sekolah pengalaman belajar ditujukan pada hal yang
sebenarnya dari teori berdasarkan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dibuktikan secara ilmiah.
4. Kegiatan Prakerin dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan siswa dibidang teknologi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja yang sebenarnya.
5. Kegiatan Prakerin juga dapat menambah wawasan dan
pengalaman, serta dapat mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari di
sekolah
6. Teori yang dipergunakan di lapangan kerja pada dasarnya
mempunyai teori yang sama dengan apa yang dipelajari di sekolah.
5.2
Saran
Penulis menyadari keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, namun walaupun demikian akan
mencoba memberi saran yang mungkin akan dapat membangun. Adapun saran
tersebut antara lain :
1. Dengan adanya program Praktik kerja Industri (PRAKERIN)
ini diharapkan terjadi hubungan kerja sama yang baik antara pihak SMK NEGERI
4 KOTA BEKASI dengan instansi tempat pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN).
2. Dalam penerimaan dan penempatan para siswa yang
melaksanakan Kerja Praktik, hendaknya mempertimbangkan bidang yang sesuai
dengan jurusan siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki
dan juga dapat menambah pengetahuan.
3. Bagi pegawai instansi, diharapkan dapat
memperkenalkan program apa saja yang digunakan pada instansi agar siswa yang
melaksanakan Praktik Kerja Industri dapat memahaminya.
4. Proses
pembelajaran ditingkatkan dan Harapan penulis supaya kedisiplinan sekolah di
tegaskan.
5. Dan kepada dewan guru agar selalu memberikan motivasi
dan bimbingan kepada siswa-siswi SMK NEGERI 4 KOTA BEKASI.
Demikian
laporan hasil prakerin saya ini jauh dari Kata Sempurna, tetapi saya harap
pembaca dan saya selaku penulis bisa mendapatkan informasi, saya ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
dalam pelaksanaan Prakerin, khususnya kepada pembimbing Industri, semoga
kebaikan Bapak/Ibu mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
DaftarPustaka
Sumber: http://arjomangil.blogspot.co.id
tutorial-instalasi-ipfire.html 14-03-16
IDENTITAS
SISWA
Nama : Eva Nur
Isnaini
Nomor Induk
Siswa : 141510143
Program
Keahlian : Teknik Komputer
Jaringan
Tempat
/Tanggal Lahir : Bekasi, 16 Mei
1999
Cita – Cita : Guru
Hobi :
Mendengarkan Mp3, Masak
Agama : Islam
Kelas :
XI Tkj 2
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan
Darah : -
Tempat
Prakerin : Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
|